Friday, June 12, 2009
Turunkan Berat Badan Tanpa Rasa Lapar
JANGAN bangga dengan badan gemuk. Dahulu banyak orang mengatakan kalau gemuk sangat berarti makmur. Sebenarnya, obesitas atau kegemukan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.
sumber: Okezone
Kurang Tidur Bikin Orang Gemuk
"Tidur melulu, hati-hati gemuk loh!" begitulah komentar yang sering terlontar. Eits, tunggu dulu! Sebaliknya sebuah riset medis menyatakan orang yang kurang tidur cenderung menjadi gemuk.
Studi yang dilakukan tim medis dari Eastern Virginia Medical School, Norfolk melibatkan 1.000 orang. Ditemukan bahwa jumlah jam tidur yang berkurang menyebabkan indeks masa tubuh meningkat.
Indeks masa tubuh adalah ukuran tinggi dan berat tubuh seseorang yang dibagi dan menentukan kadar lemak dalam tubuh. Studi tersebut menyatakan bahwa lelaki rata-rata tidur 27 menit lebih sedikit daripada perempuan. Para pasien yang menderita obesitas ternyata memiliki jam tidur lebih sedikit dibanding pasien normal.
Menurut peneliti, Fred Turek, berkurangnya jam tidur seseorang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Saat tubuh kekurangan tidur, terjadi penekanan hormon protein bernama leptin dan menimbulkan rasa lapar. Inilah salah satu pemicu rasa lapar di malam hari yang membuat orang mencari makanan kecil pada tengah malam.
Studi yang dilakukan tim medis dari Eastern Virginia Medical School, Norfolk melibatkan 1.000 orang. Ditemukan bahwa jumlah jam tidur yang berkurang menyebabkan indeks masa tubuh meningkat.
Indeks masa tubuh adalah ukuran tinggi dan berat tubuh seseorang yang dibagi dan menentukan kadar lemak dalam tubuh. Studi tersebut menyatakan bahwa lelaki rata-rata tidur 27 menit lebih sedikit daripada perempuan. Para pasien yang menderita obesitas ternyata memiliki jam tidur lebih sedikit dibanding pasien normal.
Menurut peneliti, Fred Turek, berkurangnya jam tidur seseorang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Saat tubuh kekurangan tidur, terjadi penekanan hormon protein bernama leptin dan menimbulkan rasa lapar. Inilah salah satu pemicu rasa lapar di malam hari yang membuat orang mencari makanan kecil pada tengah malam.
6 Mitos Seputar Kulit dan Matahari
SAAT bayi, orangtua membuat kita bersahabat dengan matahari. Tapi mengapa setelah besar, kita seperti memusuhinya?
Berjemur di bawah sinar matahari di bawah pukul 9 pagi selama 30 menit setiap hari memang menyehatkan tubuh, terutama untuk kekuatan tulang. Dengan intensitas cahaya yang rendah, sinar matahari pada waktu tersebut mampu merangsang produksi Vitamin D dalam tubuh.
Namun, selepas waktu tersebut, kulit harus diberi perlindungan dari sinar matahari. Risiko terbesar yang mungkin terjadi jika perlindungan ini diabaikan adalah kanker kulit.
Jadi, bagaimana fakta seputar kulit dan sinar matahari? Berikut enam di antaranya seperti ditulis oleh Prof HF Jordaan, MBChB, MMed (Derm), pada Health24:
Mitos 1
Hanya orang berkulit terang dan bermata biru yang berisiko kanker kulit.
Faktanya, penelitian terbaru mengatakan, ada baiknya pemilik kulit lebih gelap maupun terang lebih peduli terhadap bahaya atau efek sinar ultraviolet (UV). Sebab, meski orang berkulit terang, berambut merah, dan bermata biru memiliki risiko kanker kulit lebih besar, belakangan timbulnya kanker kulit meningkat diantara orang-orang berkulit gelap dan coklat.
Mitos 2
Saya telah melindungi kulit dari efek sinar UV sejak 10 tahun terakhir, jadi saya tidak punya risiko kanker kulit.
Faktanya, kerusakan kulit sudah berjalan sejak 15 tahun pertama hidup kita. Mungkin saja kerusakan itu semakin nyata sejak beberapa tahun terakhir karena sinar matahari merusak kulit secara akumulatif.
Mitos 3
Dengan tanning, saya sudah memiliki warna kulit yang bagus. Jadi, kulit saya sudah terbiasa berhadapan dengan sinar matahari. Kulit saya tidak mudah rusak karenanya.
Faktanya, bintik-bintik di kulit dan sunspots yang tidak berbahaya mungkin muncul hanya setelah Anda terekspos sinar matahari sekali saja. Hati-hati karena bila tidak ditangani segera, bisa jadi berbahaya.
Mitos 4
Sedikit sinar matahari baik untuk bayi ataupun balita saya.
Faktanya, anak-anak bisa menderita kerusakan kulit akibat terekspos sinar matahari selama tujuh menit antara pukul 11 pagi hingga 3 sore.
Mitos 5
Luka pada kanker kulit akan berdarah, tampak kemerahan, dan terasa sakit. Saya akan berhati-hati dari berbagai hal yang memungkinkan kanker bermula.
Faktanya, kebanyakan luka kanker tidak berdarah, nyeri, ataupun menimbulkan luka terbuka. Perubahan pada luka bisa sangat tidak kentara. Jika Anda tidak memerhatikannya, perubahan itu baru tampak setelah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan kemudian. Sementara karena itu Anda jadi kurang memedulikannya sehingga mengurangi peluang untuk sembuh.
Hubungi ahli dermatologis Anda jika luka tersebut mengalami perubahan warna dari terang menjadi gelap atau dari putih menjadi pink pucat, berubah bentuk dan ukuran, tumbuh tidak rata dan membengkak, terkelupas-sembuh-terkelupas lagi, terbentuk sebuah borok di tengah luka yang tak kunjung sembuh, serta tiba-tiba muncul lagi.
Mitos 6
Tidak perlu terburu-buru pergi ke dokter saat saya mendeteksi sebuah luka yang tak mencurigakan.
Faktanya, semakin cepat mendeteksi dan menanggulangi luka mencurigakan, semakin cepat Anda menyelamatkan hidup.
sumber : okezone